CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS

Jumat, 08 Agustus 2008

Identitas Diri Qta

Si Otong adalah seorang pemuda yang berusia 20 tahun. Ia bukanlah orang yang terdidik, oleh karena ia hanya mengenyam bangku SD kelas II. Namun demikian, Otong adalah seorang pemuda yang rada-rada suka pamer dan suka dipuji. Seperti pagi hari itu, si Otong pergi ke pasar dengan mengenakan kemeja lengan panjang dan dasi, serta tidak lupa disematkannya sebuah pena di kantong kemejanya. Pada waktu ia berjalan melewati kerumunan orang banyak, orang2 tersebut melihat dan membicarakannya. Seorang bapak mengomentari, demikian: “Tentulah ia (Otong), seorang karyawan dari sebuah perusahaan, lihat satu pena yang disematkan dikantongnya.” Otong yang mendengar komentar tersebut, hidungnya kembang kempis kesenangan. Keesokkan harinya dengan gaya yang sama dan di tempat yang sama, tetapi kali ini ia menyematkan dua buah pena di kantong kemejanya. Seorang bapak yang lainnya berkata: “Kalau menurut saya, ia bukan karyawan, tapi seorang mahasiswa, lihat dikantongnya ada dua pena.” Mendengar hal tersebut, pemuda ini semakin kesenangan. Besok paginya, ia berlaku hal yang sama. Kali ini, ia menyematkan tiga buah pena. Pada waktu ia melewati kerumunan orang yang sama, bapak2 tersebut tersebut menjadi kebingungan dengan keberadaan si Otong, sehingga seorang bapak yang lainnya berkata: “Kalian salah, ia bukan karyawan, juga bukan mahasiswa. Ia adalah seorang wartawan, coba lihat di kantongnya ada tiga pena.” Si Otong tambah kesetanan (saking senangnya) mendengarnya. Keesokkan harinya si Otong kembali beraksi. Kali ini tidak tanggung2 enam pena ia taruh di kantongnya. Ia berpikir, jika 1 pena disangka karyawaan, 2 pena mahasiswa, 3 pena wartawan, kalo 6 pena pasti lebih hebat lagi. Dengan langkah yang tegap dan penuh keyakinan, ia kembali melewati orang2 tersebut yang semakin bertambah bingung karena melihat begitu banyak pena di kantongnya, sampai seorang bapak berseloroh, katanya: “Oh, dia ini tukang service pena, coba lihat di kantongnya banyak sekali pena.”


Si otong kena batunya, ingin diakui sebagai orang hebat, orang pintar, tau2nya Cuma disangka “tukang service pena”. Ilustrasi ini adalah sebuah gambaran yang mengajarkan pada kita untuk tidak malu dengan identitas kita. Allah tidak pernah memandang hal tersebut, ketika Ia hendak memakai kita.

0 komentar: