CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS

Senin, 13 April 2009

continue baGaimana menambaH ............................

6. Tidak mempunyai prasangka dan berhati lurus

Dalam hidup ini, bahagia tidaknya kita, kita sendiri lah yang menentukannya. Hanya karena kebodohan, kita dibayangi oleh kekhawatiran dan rasa takut yang sebenarnya tidak perlu ada. Kita adalah nahkoda dari hidup kita. Karena itu, jangan serahkan nasib pada dewa, atau pada setan dan dukun. Sebagai orang yang beragama, kita harus menegakkan keyakinan beragama secara benar. Lepas dari pengaruh ajaran yang menyesatkan. Kita harus belajar menumbuhkan pandangan yang benar dan pemikiran yang “tinggi”. Jangan terikat pada hari dan waktu, semua hari merupakan hari yang baik. Setiap saat merupakan kesempatan yang baik pula.

Hanya dengan melepaskan diri dari ajaran sesat, untuk kemudian mulai memupuk pandangan dan keyakinan benar, kerisauan dan rasa takut yang tidak pada tempatnya akan lenyap. Kita pun dapat menjalani hidup dengan rasa nyaman dan bahagia.
Yang dimaksud dengan berhati lurus adalah menjaga hati dan pikiran agar tidak mudah goyah oleh godaan. Bagi yang berkepribadian lemah dan berjiwa rapuh, akan mudah disusupi godaan-godaan pada kesenangan duniawi. Orang-orang tua dulu mengatakan bahwa perang yang tidak ada habisnya adalah perang melawan diri sendiri. Musuh yang paling sulit ditaklukkan adalah keinginan diri sendiri. Jika kita mampu menundukkan berbagai keinginan dan tuntutan yang datang dalam diri kita, maka kitalah pemenang dalam peperangan itu.
Kita harus menjaga keseimbangan hati dan pikiran kita. Hindari pikiran yang menyesatkan,yang nantinya menimbulkan malapetaka bagi diri sendiri.

Bila kita ingin menuai benih kebahagiaan, taburlah benih kebaikan. Kita mulai dengan menanam bibit-bibit kebaikan, menyiangi rumput-rumput ketamakan dan kedengkian, mangairinya dengan ketabahan dan kemurahan hati, serta menyuburkannya dengan memberi pupuk perilaku yang berbudi. Dengan begitu, sudah sepantasnyalah kita menikmati hasil panen yang memuaskan.

That’s all. Enam point untuk menambah kebahagiaan sudah kuringkas. Dan itulah point terakhirnya. Semoga semua bisa berbahagia dalam menjalani hidup ini.
Tapi, jangan lupa tujuan kita di bumi ini. Tujuan kita di bumi bukan untuk mendapatkan kebahagiaan bagi diri maupun keluarga, tapi untuk memuliakan Tuhan melalui perbuatan-perbuatan kita di bumi. Juga melatih diri kita supaya karakter kita serupa gambaran Kristus, untuk kehidupan kekal di surga bersama Bapa nanti.

..God blezZ oLweyz..

2 komentar:

Anonim mengatakan...

hmm..intine brarti gini y,mut..
qta tuh hrs ttp bersyukur ama Papi JC for all He has done in our life. coz it's surely the best for us ^^

Anonim mengatakan...

hmm..intine brarti gini y,mut..
qta tuh hrs ttp bersyukur ama Papi JC for all He has done in our life. coz it's surely the best for us ^^ (ko2 angga)